twitter
rss

Tuesday, February 22, 2011

Tips mendisiplinkan siswa tanpa harus menghukum

Institusi sekolah erat kaitannya dengan disiplin. Bahkan di jaman tahun 80 an sekolah-sekolah yang dianggap baik terkenal karena peraturan yang ketat dan disiplin yang tinggi.  “Sekolah itu bagus karena disiplin nya kuat sekali, buktinya tiap ada anak yang melanggar peraturan dihukum dengan hukuman yang berat.” Komentar para orang tua siswa di jaman itu.  Demikian lah di jaman itu sekolah yang pandai menghukum siswa nya dengan hukuman berat malah diburu para calon orang tua siswa.

Banyak pihak yang masih menghubungkan penegakan disiplin di sekolah  dengan menghukum siswa. Padahal kedua-dua nya tidak saling berhubungan. Karena terbukti penegakan disiplin dengan hukuman hanya akan membuahkan sikap disiplin yang semu yang lahir karena ketakutan bukan karena lahirnya kesadar an akan perbaikan perilaku.

Sebenarnya ada jalan tengah diantara disiplin dan menghukum . Jalan tengah itu disebut konsekuensi. Sebuah
konsekuensi berarti menempatkan siswa sebagai subyek. Seorang siswa yang dijadikan subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya dengan konsekuensi sebagai batasan.
Siswa terlambat masuk sekolah ? solusinya dia terkena konsekensi pulang lebih telat dari yang lainnya, atau waktu istirahat dan bermain dipotong . Jangan sampai disitu saja, bicarakan hal ini dengan orang tua siswa, karena mungkin masalah timbul bukan karena si anak tapi karena masalah orang tua.

Dalam mengatasi masalah terlambat masuk sekolah ini saya punya contoh menarik. Tidak jauh dari tempat tinggal saya ada sebuah sekolah menengah atas yang memilih mengunci pintu gerbangnya setiap jam 7 pagi tepat. Anda bisa bayangkan mereka yang terlambat akan kesulitan untuk masuk karena pintu gerbang sudah terkunci.  Setiap hari akan ada sekitar 10 orang siswa  yang tertahan diluar menjadi tontonan warga sekitar yang lewat di depan sekolah tersebut.  Padahal mereka yang terlambat belum tentu malas, bisa saja karena alasan cuaca atau hal-hal lain yang tidk bisa dihindari.

Alasan pihak sekolah mungkin bisa diterima, tindakan mengunci gerbang diambil atas nama penegakkan disiplin dan membuat siswa menjadi sadar akan pentingnya datang tepat waktu ke sekolah. Tapi sadarkah pihak sekolah bahwa mengunci siswa di luar bisa mempermalukan harga diri sisw?  Bagaimana bila tetangga atau orang-orang yang mengenali mereka lewat saat mereka terkunci di luar.

Padahal saat sekolah mau menerapkan konsekuensi atas siswa yang terlambat, banyak tindakan yang bisa dilakukan, dari memotong jam istirahat sampai meminta mereka masuk sekolah di hari Sabtu atau Minggu saat teman -temannya libur. Dengan demikian harga diri siswa terjaga dan siswa menjadi makin bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukannya. Siswa juga menjadi sadar bahwa konsekuensi bertujuan untuk penyadaran dengan mengambil atau mengurangi hak istimewa mereka.
Mari kita mengenali apa itu hukuman dan konsekuensi

Hukuman :
  1. Menjadikan siswa sebagai pihak yang tidak punya hak tawar menawar dan tidak berdaya. Guru menjadi pihak yang sangat berkuasa. Ingat “Power tends to corrupt”
  2. Jenisnya tergantung guru, apabila hati guru sedang senang maka siswa terlambat pun tidak akan dikunci diluar.
  3. Bisa dijatuhkan berlipat-lipat derajatnya  terutama bagi siswa yang sering melanggar peraturan.
  4. Guru cenderung memberi cap buruk bagi anak yang sering melanggar.
  5. Sifatnya selalu berupa ancaman
  6. Tidak boleh ada pihak yang tidak setuju, semua pihak harus setuju. Jadi sifatnya memaksa.
Konsekuensi :
  1. Dijatuhkan saat ada perbuatan yang terjadi dan berdasarkan pada aturan yang telah disepakati.
  2. Sesuai dengan perilaku pelanggaran yang siswa lakukan.
  3. Menghindari memberi cap pada anak, dengan memberi cap jelek akan melahirkan stigma pada diri anak bahwa ia adalah pribadi yang berperilaku buruk untuk selama-lamanya.
  4. Membuat siswa bertanggung jawab pada pilihannya. Anda bisa mengatakan “Kevin kamu memilih untuk ribut pada saat bu guru sedang menerangkan maka silahkan duduk di luar selama 5 menit”. Dengan demikian anda menempatkan harga diri anak pada peringkat pertama. Bandingkan dengan perkataan ini “Kevin, dasar kamu anak tidak tahu peraturan,…. tukang ribut! Sana keluar….!

Freedom Writers ; Based On the real story



Judul Film  : Freedom Writers
Sutradara   : Richard LaGravenese
Penulis Script : Richard LaGravenese
Pemeran   : Hillary Swank, Imelda Staunton, Patrick Dempsey
Realease  : Tahun 2007



Kisah dan karya guru inspiratif kali ini ialah ; Erin Gruwell, guru perempuan yang ditempatkan di sebuah kelas “bodoh”, yang murid-muridnya sering terlibat kekerasan antargeng. Berbeda dengan kelas sebelah yang merupakan kumpulan honors students, yang memiliki DNA pintar dan disiplin. Di honors class yang dibutuhkan adalah guru kurikulum.

Erin Gruwell memulai dengan segala kesulitan. Selain katanya “bodoh” dan tidak disiplin, mereka banyak melawan, saling melecehkan, temperamental, dan selalu rusuh. Di pinggang anak-anak SMA ini hanya ada pistol atau kokain. Di luar sekolah mereka saling mengancam dan membunuh.

Itu adalah kelas buangan. Bagi para guru kurikulum, anak-anak supernakal tak boleh disekolahkan bersama distinguished scholars. Tetapi Erin Gruwell tak putus asa, ia membuat “kurikulum” sendiri yang bukan berisi aneka ajaran pengetahuan biasa (hard skill), tetapi pengetahuan hidup.
Suasana Kelas (dalam Film)

Ia mulai dengan sebuah permainan (line games) dengan menarik sebuah garis merah di lantai, membagi mereka dalam dua kelompok kiri dan kanan. Kalau menjawab “ya” mereka harus mendekati garis. Dimulai dengan beberapa pertanyaan ringan, dari album musik kesayangan, sampai keanggotaan geng, kepemilikan narkoba, dan pernah dipenjara atau ada teman yang mati akibat kekerasan antargeng.
inilah mereka...!
Line games menyatukan anak-anak nakal yang tiba-tiba melihat bahwa mereka senasib. Sama-sama waswas, hidup penuh ancaman, curiga kepada kelompok lain dan tak punya masa depan. Mereka mulai bisa lebih relaks terhadap guru dan teman- temannya serta sepakat saling memperbarui hubungan.
Erin Gruwell Yang asli

Setelah berdamai, guru inspiratif membagikan buku, mulai dari biografi Anne Frank yang menjadi korban kejahatan Nazi sampai buku harian. Anak-anak diminta menulis kisah hidupnya, apa saja. Mereka menulis bebas. Tulisan mereka disatukan, dan diberi judul Freedom Writers. Murid-murid berubah, hidup mereka menjadi lebih baik dan banyak yang menjadi pelaku perubahan di masyarakat. Kisah guru inspiratif dan perubahan yang dialami anak-anak ini didokumentasikan dalam film Freedom Writers yang dibintangi Hilary Swank.

 Official Site dari Freedom Writers ; www.freedomwritersfoundation.org  

Foto Kelas 5


Personel Kelas 5 (Dari Kiri ke Kanan)
Miftah Ulum, Izzul Haq, Miftahul Karamah, Dzikrul, Muhammad, Alif Hidayatullah
Tazkiyatun Nafs, Luthfiah, Muchlisa

Monday, February 21, 2011

4 Tips Bertanya Kepada Siswa

Dalam proses belajar mengajar aspek bertanya dan memberikan informasi kepada siswa bagaikan sebuah mata rantai yang tidak terpisahkan. Apa jadinya jika sebuah interaksi pembelajaran hanya diisi oleh ceramah dan alih informasi saja. Hal yang terjadi siswa akan bosan dan interaksi yang terjadi hanya satu arah.

Sebagai guru kita boleh bertanya pada siswa kapan saja. Ada semacam hak otonomi kita untuk tidak merancang kapan kita harus bertanya. Singkat kata ‘seingatnya’ dan ‘sesukanya’ kita boleh bertanya pada siswa sepanjang masih berhubungan dengan pembelajaran yang kita lakukan. Tanpa bermaksud mengurangi hak otonomi anda, silahkan cermati tips kapan bertanya pada siswa di bawah ini. Mudah-mudahan pertanyaan anda kepada siswa membawa manfaat dan menjadi tepat sasaran dan yang penting membantu proses belajar mengajar yang anda lakukan
  1. Sesering mungkin tetapi dengan perencanaan. Berikan pertanyaan hanya untuk membuat siswa semakin tertarik dengan topic yang anda bawakan.
  2. Ciptakan pertanyaan-pertanyaan spesifik pada saat yang berbeda saat membelajarkan siswa- diawal, selama pembelajaran berlangsung, atau diakhir.
  3. Fokuskan pertanyaan untuk membuat anak mau mempertanyakan mengenai proses yang sedang mereka lakukan.
  4. Jangan berikan siswa pertanyaan sama sekali, jika malah membuat anak jadi mundur semangatnya untuk menekuni hal yang menurut mereka menarik.

Alhamdulillah Anakku Nakal




Judul Buku : Alhamdulillah Anakku Nakal
Pengarang  : Miftahul Jinan, Choirus Syafruddin


Secara umum isi buku Ustad jinan tersebut adalah sebagai berikut:

* Mengapa kita harus bersabar dan menikmati kenakalan anak?

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” At Taghabun : 15

Dalam ayat tersebut sangat jelas Allah akan memberikan pahala yang besar bagi kita orang tua yang mampu melewati cobaan. Maka ketika kita mampu dan berhasil mengatasinya atau minimal sabar maka Allah akan memberikan janjinya.

Sebuah kisah nyata, seorang ibu dari Bontang, beliau adalah seorang guru bahasa Inggris. Beliau punya seorang anak AUTIS yang ketika masuk SD mulai bermasalah, kalau dia tidak suka dengan gurunya dia akan melampar apapun. Sekolah anaknya sampai menyerah.

Akhirnya ibu tersebut keluar dari pekerjaannya dan membawa anaknya ke Surabaya untuk terapi dan bersekolah di sekolah inklusi. Ibu ini tidak menyerah, setiap hari ia terus memantau anaknya. Setiap malam ia belajar, membaca buku dan browsing tentang AUTIS. Setahun kemudian beliau membawa anaknya kembali ke Bontang dan menterapi sendiri anaknya dan berhasil. Saat ini beliau dipercaya untuk menjadi kepala sekolah TK yang favorit yang menangani anak autis.

“Alhamdulillah saya punya anak yang bermasalah itu…” kata ibu tadi.

Kalo kita lihat, anak hewan pun punya masa bermain. Bedanya dengan anak manusia, rentang waktu bermain anak hewan itu lebih singkat dari anak manusia. Karena Allah tlah mendisain anak-anak manusia nantinya punya kehidupan yang lebih kompleks. Anak-anak manusia nantinya punya kebutuhan yang lebih banyak. Semakin panjang rantang waktu bermain anak kita maka akan semakin banyak potensi yang bisa digali.

Terkadang kita juga menemui anak yang suka usil. Mereka adalah anak-anak yang kreatif. Ada lagi anak yang suka berantem, mereka adalah anak-anak yang berani, tangguh, punya prinsip an punya kepercayaan diri. Berantem menurut mereka adalah salah satu cara untuk menyelesaikan pertikaian atau masalah dalam interaksi mereka dengan temannya.

* Anak belajar dari orangtua

Anak nakal tidak dilahirkan tapi diciptakan. Oleh karena itu sebelum memilih rumah kita harus memilih tetangga atau lingkungan yang baik untuk anak kita. Terkadang kebiasaan atau perilaku orangtua jugalah yang mencetak anak menjadi nakal. Misalnya, ketika kita sedang bekerja dan kemudian anak kita datang membuat gaduh kita justru membentaknya “ Nak, jangan bikin gaduh! Bapak lagi kerja!!!”. Anak kita mungkin akan diam, tapi dia pasti bikin gaduh lagi. Kita bentak lagi, dia diam lagi, dia pasti akan kembali gaduh lagi. Yang ketiga kita ambil gasper “ Nak kamu mau diam atau mau dipukul pake ini!!!”

Anak kita mungkin mau diam, tapi dia akan belajar bahwa dia mau nurut kalo bapaknya sudah bawa gasper dan mau memukul. Sebenarnya anak itu lebih melihat tingkah laku kita daripada apa yang kita ucapkan atau sering kita dengar dengan istilah “ Mendidik dengan teladan”.

* Dari imajinasi menuju kenyataan

ketika ada seorang, misal bapak bilang “ kamu nakal..!” seorang anak sebenarnya masih meraba-raba apa sih nakal itu. Tapi ketika sudah banyak orang didekatnya yang bilang “kamu nakal..!” maka itu akan membuat anak tumbuh keyakinannya bahwa dia adalah anak nakal.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” QS. Al Hujurat :11

Ayat tersebut juga berlaku bagi orang tua, janganlah sekali-kali kita memanggil anak-anak kita dengan sebutan yang buruk atau panggilan yang negatif. Karena jika itu dilakukan berulang-ulang itu akan sangat membekas di alam bawah sadarnya dan mempengaruhi perkembangannya.

* Kenakalan = kecerdasan

Seorang bapak sayang sekali dengan anaknya yang masih berusia dibawah lima tahun. Anaknya kemudian dibelika helikopter seharga seratus limapuluh ribu rupiah. Pada hari pertama anaknya dengan ceria memainkan helikopter itu, maju mundur kanan kiri dan kerlap kerlip lampunya. Semua itu membuat si anak senang dan puas. Hari kedua helicopter mulai dimiringmiringkan. Hari ketiga mulai di jatuhkan dengan posisi roda dibawah. Hari keempat mulailah si anak menjatuhkan helicopter dengan posisi baling-balingnya yang dibawah dan rusaklah helicopter mahal hadiah dari bapaknya itu.

Jika anak-anak kita seperti di atas, jangan kita marahi. Sebenarnya anak kita itu sedang belajar berinovasi.

* Anak nakal antara fitnah dan barokah

Ada sebuah kisah, seorang ayah mengajak anaknya ke pasar untuk belanja. Hari pertama rupanya si anak tidak nyaman berada dipasar. Hari kedua dia tidak mau ke pasar, hari ketiga walau dipaksa si anak makin membantah. Akhirnya ayah dapat ide untuk membuat daftar belanjaan yang menarik. Ayah kemudian membuat daftar belanja yang ditempeli gambar-gambar yang menarik. Ada gambar wortel, tomat dll. Ketika si anak tahu, anaknya justru sangat bersemangat sekali mengajak ayahnya ke pasar, bahkan dia hapal kemana harus mencari benda-benda yang ada didaftar belanjaan tadi.

Intinya adalah bagaimana kita bisa menjadi orangtua yang kreatif sehingga fitnah bisa menjadi berkah.

* Anak anak semakin nakal atau orangtua semakin tidak sabar???

Yang baik adalah kurangi kenakalan anak dan orangtua semakin sabar.


* Jenis-jenis kenakalan

- Kenakalan eksploratif (karena keingintahuan yang besar) :

1. misalnya corat coret tembok. Ini merupakan bentuk dari eksplorasi imajinasi anak. Untuk mengatasinya dengan kesepakatan dengan anggota keluarga boleh corat coret dirumah atao menyediakan tempat khusus

2.menyiksa binatang : orang tua harus cermat dengan hal ini. Jangan sampai anak-anak merasa senang melihat kesakitan hewan yang disiksanya. Harus bijak. Kita harus menunnjukkan bahwa kita tidak suka dengan apa yang dia lakukan, dan harusnya binatang itu kita sayang. Binatang akan merasakan sakit ketika kita siksa, sama kalo kaki kita terkilir ato dll.

- Kenakalan semu (terkadang ini tidak di anggap nakal oleh orang lain tapi iya oleh orangtua.

Anak suka menggigit, suka memukul, egois dan tidak mau berbagi. Anak dibawah lima tahun kalo dia terlihat egois, maka itu adalah hal yang normal karena di fase ini anak mulai belajar tentang konsep kepemilikan.

- Kenakalan habitual

Berkata jorok, kecanduan televise, suka membantah, suka mengejek dan suka jajan. Kenakalan ini terbentuk dari habit orangtua ketika mendidik anaknya. Misalkan anak yang minta susu, tapi pas di supermarket dia malah berubah minta ice cream. Kalau bisa jangan dituruti, minta dia untuk konsisten dengan permintaan awalnya tadi. Jika dia merengek, biarkan. Kita harus juga tetap konsisten, ini akan mendidik dia menjadi anak yang konsisten dengan apa yang dia ucapkan.

Jika kita luluh dengan rengekannya, justru anak kita akan belajar “ berarti biar permintaanku dituruti aku harus merengek dong”.

Menasehati anak harus dengan cara-cara yang santun. Terkadang tingkah anak kita membuat kita semakin emosi. Hindari berkata atau berucap jelek ke anak, karena itu bisa menjadi doa yang makbul.

- Kenakalan sejati

Berbohong : bisa terbentuk dari pola pembiasaan dan sikap-sikap orang tua. Ketika kita bertanya PRnya sudah dikerjakan apa belum, kalau bisa kita juga memeriksanya atau dengan kata lain meminta bukti dan tentu saja dengan cara yang tidak menyinggung hatinya. Kebohongan itu terjadi juga karena faktor orangtua yang tidak siap menerima kebenaran dari anak.